Suaratekno.com – Facebook akan menghapus akun yang dinilai melakukan perilaku tidak autentik yang terkoordinasi serta bisa menyesatkan bagi pengguna Facebook. Uni Emirat Araba sudah melakukan penghapusan akun termasuk Mesir, Nigeria dan Indonesia.

Terdapat sebanyak 87 akun instagram, 43 Group, 107 Page, 211 akun facebook terlibat dalam perilaku tidak autentik yang terkoordinasi Yang berasal dari Nigeria, Mesir, dan UEA.

Sedangkan dari Indonesia sendiri sebanyak 34 akun instagram, 42 page, dan 69 akun facebook yang terlibat dalam perilaku sejenis yang pous pada domestic di Indonesia.

Keterangan dari Newsroom.fb.com, 03/10/2019 Nathaiel, kepala kebijakan keamanan siber facebook menjelaskan kebijakan tersebut.

“Kami menghapus beberapa pages, grup, dan akun yang terlibat dalam perilaku tidak otentik terkoordinasi di Facebook dan Instagram,” ujar Gleicher.

Tim Keamanan Siber Facebook ujar Gleicher menemukan tiga operasi terpisah: satu di antaranya berasal dari Uni Emirat Arab, Mesir dan Nigeria, dan dua lainnya di Indonesia dan Mesir.

“Tiga kampanye yang kami hapus ini tidak terhubung, tetapi keduanya menciptakan jaringan akun untuk menyesatkan orang lain tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan,” ujar Gleicher.

Gleicher juga menyebutkan bahwa Facebook telah berbagi informasi tentang temuan tersebut dengan mitra industrinya.

“Kami terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas ini karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk memanipulasi orang. Kami mencatat pages, grup, dan akun ini berdasarkan perilaku mereka, bukan konten yang mereka posting,” tambah Gleicher.

Dalam setiap kasus ini, ujar Gleicher, orang-orang di balik kegiatan ini berkoordinasi satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk menggambarkan diri mereka sendiri, “dan itulah yang menjadi dasar tindakan kami.”

Gleicher menebutkan bahwa Facebook berhasil mencatat kemajuan danlam memberantas penyalagunaan ini. Teteappi, jawab nya, Facebook harus menghadapi hal semacam ini sebagai teantangan.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan, tetap menjadi yang terdepan. Itu berarti membangun teknologi yang lebih baik, mempekerjakan lebih banyak orang dan bekerja lebih dekat dengan penegak hukum, pakar keamanan, dan perusahaan lain,” ujar Gleicher.